8 Sikap Kader
IMM yang Seharusnya Dimiliki Seorang Kader
Manusia dalam menjalani kehidupan di dunia ini kita tak
pernah lepas dari yang namanya hubungan dengan sang pencipta (habluminallah)
dan hubungan dengan sesama makhluk hidup(habluminannas) Pada dasarnya manusia
tidak dapat hidup sendirian, karena sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan
orang lain dalam memenuhi kebutuhan guna melanjutkan hidup.
Allah menciptakan dunia ini dengan beragam isi, mulai dari
banyaknya suku bangsa, bahasa, budaya, laki-laki dan perempuan, sampai ada yang
kaya dan ada miskin. Semuanya diciptakan dengan maksud tertentu dan tidak ada
satupun kesia-sia didalamnya. Maka dari itu sebenarnya bahwa habluminallah dan
hablumminannas itu saling terkait satu sama lainnya.
Begitu juga dengan kehidupan berorganisasi, karena
organisasi sejatinya merupakan sekelompok orang yang berkumpul dan memiliki
tujuan yang sama. Artiannya kesamaan tujuan menegaskan kalau manusia akan mudah
mencapai itu semua dengan cara bekerjasama, menyatukan visi misi. IMM sebagai
kaum muda Muhammadiyah sekaligus penerus cita-cita KH. Ahmad Dahlan mempunyai
tanggung jawab besar dalam proses kehidupan bermasyarakat.
Kader IMM harus memiliki sikap yang menjadi contoh bagi
rekan-rekan mahasiswa lainnya. Slogan anggun dalam moral unggul dalam
intelektual harus diejawantahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Moral yang
anggun dalam bertutur dan berinteraksi terhadap orang lain ditunjukkan secara
baik. Sedangkan unggul dalam intelektual mengartikan bahwa kader IMM mampu
berprestasi secara akademisi. Karena memang tujuan utamanya berkuliah adalah
untuk mencari ilmu, sedangkan organisasi menjadi jembatannya untuk mencapai
jalan kesuksesan di masa depan.
Begitupun dengan kehidupannya sehari-hari, ada beberapa
sikap yang menurut penulis harus ada dalam diri setiap kader IMM sebagai bentuk
aplikasi dari membumikan sikap yang anggun dalam moral unggul dalam
intelektual. Yaitu :
1. Berperilaku Jujur
Kejujuran bermakna dapat dan berani menyatakan bahwa yang
salah itu salah dan yang benar tetaplah suatu kebenaran. Kejujuran mendorong
terbentuknya pribadi yang kuat dan membangkitkan kesadaran akan yang hak dan
yang batil. Sikap jujur ini sangat disenangi oleh siapapun, ketika berani
bersikap jujur maka akan membangkitkan kepercayaan dari seseorang.
2. Berperilaku Rendah Hati
Rendah hati bermakna kesadaran akan keterbatasan kemampuan
diri, jauh dari kesempurnaan dan terhindar dari setiap bentuk keangkuhan diri.
Rendah hati akan mendorong tumbuhnya sikap realistis dalam menyikapi setiap
permasalahan yang timbul. Mau membuka diri untuk terus belajar menghargai
pendapat orang lain, menumbuh kembangkan sikap tenggang rasa, serta mewujudkan
kesederhanaan, penuh rasa syukur dan ikhlas didalam mengemban amanah.
3. Menjunjung Tinggi Harga Diri
Harga diri bermakna bahwa pada diri manusia melekat
martabat dan kehormatan yang harus dipertahankan dan dijunjung tinggi oleh
setiap orang. Prinsip menjunjung tinggi harga diri akan mendorong dan membentuj
pribadi yang kuat dan tangguh, sehingga terbentuk pribadi yang senantiasa
menjaga kehormatan kehormatan diri sendiri serta orang lain.
4. Berusaha Adil
Adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan
memberikan yang memang menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa
semua orang adalah sama tanpa membeda-bedakannya. Tuntutan yang paling mendasar
dari suatu keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberi kesempatan yang
sama ( equality and fairness )terhadap setiap orang.
5. Perilaku Arif Dan Bijaksana
Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan
norma-norma yang hidup didalam masyarakat baik norma-norma hukum, norma
keagamaan, kebiasaan, maupun kesusilaan dengan memperhatikan situasi dan
kondisi, serta mampu memperhitungkan akibat dari tindakan yang diambil.
Perilaku yang arif dan bijaksana mendorong terbentuknya pribadi yang berwawasan
luas, mempunyai tenggang rasa yang tinggi, bersikap hati-hati, sabar dan santu.
6. Bersikap Mandiri Dan Berani
Kader IMM harus mampu bertindak sendiri tanpa harus takut
kehilangan sesuatu dari keputusan yang diambil. Sikap yang mandiri mendorong
kader untuk mampu berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan atas kebenaran sesuai
tuntutan moral.
7. Integritas Tinggi
Integritas bermakna sikap dankepribadian yang utuh,
berwibawa, jujur dan tidak tergoyahkan. Integritas tinggi pada hakekatnya
terwujud pada sikap setia dan tangguh berpegang pada nilai-nilai atau norma
yang berlaku didalam ikatan. Integritas yang tinggi akan mendorong terbentuknya
pribadi yang berani menolak intervensi dari mana saja, dengan mengedepankan
tuntunan hati nurani untuk menegakkan kebenaran dan keadilan serta selalu
berusaha melakukan tugas yang diemban dengan cara-cara terbaik untuk mencapai
tujuan terbaik.
8. Bertanggung Jawab
Bertangggung jawab artinya kesediaan melakukan dengan
sebaik mungkin sesuatu yang menjadi wewenang dan tugasnya, serta memiliki
keberanian untuk menanggung segala akibat atas segala yang dibuat.
Di dunia akademisi kita semua berharap dapat terwujudnya
sarjana muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri dan berdaya guna bagi
masyarakat dan mendapatkan Ridho dari Allah SWT. Memajukan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan, serta keterampilan untuk pembangunan masyarakat bangsa yang
berkemajuan berdasarkan ajaran Islam yaitu Alquran dan sunnah serta didukung
oleh dasar negara seperti pancasila dan UUD 1945.
Kader IMM diharapkan mampu memformulasikan nilai-nilai
tauhid dan moralitas sesuai dengan ajaran agama, mengimplementasikan
nilai-nilai kemanusiaan di tengah masyarakat, serta memiliki kemampuan untuk
mengaktualisasikan dirinya, berfikir mandiri, cakap dalam pemahaman Islam,
serta beramal secara profesional sesuai dengan basis ilmu yang dimiliki.
Seperti contoh seorang hakim yang berasal dari kader
fakultas hukum, didalam pekerjaannya Ia harus mampu memberikan peranan kepada
masyarakat, bertanggung jawab menegakkan hukum yang adil agar dapat dirasakan
oleh masyarakat. Ataupun kader dokter yang berasal dari fakultas kedokteran
mampu memberikan peranannya di bidang kesehatan bagi masyarakat.
Sebagai bukti nyata dalam usahanya mewujudkan cita-cita
Muhammadiyah, kader IMM mestilah banyak belajar dari sejarah perjuangan KH.
Ahmad Dahlan pada periode awal berdirinya Muhammadiyah. Kepedulian terhadap
sosial kondisi masyarakat yang pada saat itu hidup dalam kemiskinan dan
kebodohan serta banyaknya ajaran menyimpang yang menghasilkan takhayul. bid’ah
dan kurafat membuat Kyai Dahlan untuk berani bertindak membuat suatu perubahan
besar yang tujuannya mengubah suatu keadaan berdasarkan isi Alquran dalam surah
Al-maun.
Pergerakan kemasyarakatan tidaklah hanya ditujukan dengan
langsung terjun ke masyarakat, tapi juga dapat dilakukan dengan cara
intelektual seperti memberikan pemikiran-pemikiran melalui berbagai forum atau
tulisan bertujuan menggugah siapapun yang membacanya merasa terpanggil untuk
melakkukan suatu perubahan yang lebih baik.
Membumikan sikap untuk tidak terlalu ekslusif yang
menghasilkan karakter manusia hedonis perlu kita bangun sedari sekarang seperti
slogan yang tertanam dalam setiap diri kader yaitu anggun dalam moral unggul
dalam intelektual. Jika dalam kehidupan sehari-hari beberapa hal kecil ini
dapat kita laksanakan, niscaya masyarakat akan mengenal kader IMM sebagai
pribadi yang dapat diandalkan dan menjadi kebanggaan dalam mewujudkan cita-cita
Muhammadiyah di dunia akademisi.
Aulia Asmul Fauzi
Ketua Umum Pimpinan Komisariat IMM Fakultas Hukum UMSU